Selasa, 23 Desember 2008

Kisah Nyata Penderita HIV / AIDS

HIV/AIDS: perjuangan menghadapi bom waktu


Dalam sebuah rumah berdinding semen dan berkamar tiga di Sorong, Papua Barat, impian Angelina pun perlahan memudar. Dulu ia pernah bercita-cita untuk menjadi seorang polisi wanita “karena saya melihat mereka membantu dan melindungi orang.”

Namun sudah lama impian itu sirna. Pada Juni 2002, suaminya yang bekerja sebagai ahli mekanik meninggal. Enam bulan kemudian bayi perempuan pertamanya pun juga meninggal. Baru pada bulan Oktober ia tahu penyebabnya. Belum juga hilang kesedihannya, perempuan 21 tahun itu diberitahu bahwa ia terinfeksi HIV. Kemungkinan besar suaminya terjangkit virus itu dari pekerja seks.

Angelina hanya salah satu korban yang polos dan tidak tahu menahu tentang HIV di Indonesia. Ia hanya orang biasa yang bahkan tidak pernah melakukan tindakan beresiko tetapi tertular oleh orang yang berkelakuan tidak baik. Tentu saja banyak perhatian tercurah pada penyebaran HIV/AIDS di antara kelompok-kelompok yang beresiko. Tapi UNICEF justru memfokuskan pada anak muda dalam upayanya mencegah penularan virus ke masyarakat luas.

Sebagian besar anak muda Indonesia tidak tahu mengenai HIV/AIDS dan penyebarannya. Hanya sedikit yang mendapat informasi yang tepat tentang penyakit itu. Dalam satu penelitian, hanya satu dari tiga pelajar sekolah menengah atas di Jakarta yang tahu persis cara pencegahan penularan virus secara seksual.

Kurangnya pengetahuan ini menjadi sebuah bom waktu di daerah-daerah seperti Papua. Di sana anak muda mulai aktif secara seksual pada awal masa pubertas. Dengan memberikan pelatihan pada guru-guru sekolah menengah atas di Papua tentang ketrampilan hidup dan HIV/AIDS, UNICEF berharap generasi muda di Papua akan memahami konsekuensi dari seks yang tidak aman.

Menyangkut pendidikan sebagai satu pilar strategi lima tahun HIV/AIDS, pemerintah Indonesia tetap berjalan di tempat. Karena itu UNICEF mencoba langkah berbeda dengan menyentuh langsung pelajar sekolah menengah atas.

“Saat kita berada di sekolah, kita mengkombinasikan strategi pendidikan ketrampilan hidup dan pendidikan sebaya untuk mencegah penularan HIV dan penyalahgunaan obat-obatan. Strategi itu pada dasarnya dirancang untuk memberikan kaum muda ketrampilan komunikasi antar pribadi, kreatifitas, kepercayaan diri, harga diri dan daya pikir kritis. Ini perlu untuk membantu mereka jika menghadapi kesempatan untuk mencoba obat-obatan atau melakukan seks yang tidak aman,” kata Rachel Odede, kepala unit HIV/AIDS UNICEF Indonesia.

Hambatan utama untuk pendidikan orang Indonesia adalah keyakinan bahwa penyakit ini hanya menjangkiti “orang tidak baik” dan memang mereka layak mendapatkannya. Orang yang terinfeksi HIV/AIDS pun diberi stigma dan dipaksa pergi dari kampung halaman mereka. Mereka ditolak berobat ke dokter, diancam, dijauhi dan disingkirkan. Ketakutan dan stigma semacam itulah yang membuat para tetangga dan bahkan anggota keluarga Angelina tidak tahu sama sekali penyakitnya.

“Saya anggota aktif di gereja. Saya tidak ingin orang melihat ke saya dan berkata ‘Lihat, orang itu putrinya sakit’”, kata Yakobus, ayahnya. Ia seorang guru sekolah dasar yang mengambil pensiun dini untuk merawat putri bungsunya itu.

Meski orang Indonesia yang sekuler telah mengenal program keluarga berencana dengan slogan ‘dua anak cukup’, pembicaraan mengenai seks masih dianggap tabu oleh sebagian penduduk yang sebagian besar Muslim dan konservatif ini. Saat ini epidemi HIV/AIDS terkonsentrasi pada tingkat penularan HIV yang masih rendah pada penduduk secara umum. Namun pada populasi tertentu, tingkat penularannya cukup tinggi, yaitu di antara para pekerja seks komersil dan pengguna jarum suntik yang kian meningkat.


Seperti halnya Viet Nam dan China, epidemi HIV/AIDS di Indonesia masih digolongkan baru timbul. Para pakar memperkirakan ada sekitar 90.000 sampai 130.000 orang Indonesia yang terjangkit HIV. Tapi UNICEF yakin angka ini akan bertambah jika tidak ada perubahan perilaku populasi yang beresiko dan menjadi perantara.

Tidak sulit melihat gambaran penularan ini di masyarakat umum. Diperkirakan ada 7 sampai 10 juta laki-laki Indonesia mengunjungi pelacuran tiap tahunnya. Mereka biasanya enggan menggunakan kondom. Diperkirakan juga ribuan perempuan telah terinfeksi secara seksual oleh laki-laki yang menyuntikkan obat-obatan.

“Pada tahun-tahun setelah krisis moneter, kami melihat makin banyak orang muda pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Tampak pula terjadi peningkatan jumlah pekerja seks dan pengguna jarum suntik (IDU),” kata Dr Barakbah, kepala unit penyakit menular Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya. “Kita akan melihat lonjakan kasus AIDS dalam beberapa tahun mendatang. Kita juga melihat pertumbuhan eksponensial pada kasus-kasus HIV yang dilaporkan, terutama yang berasal dari tempat pelacuran. Penyebarannya sedang memasuki tahap ketiga, yang mengarah ke AIDS. Kami melihat makin banyak pasien,” tambahnya.

Untuk mengetahui bagaimana skenario ini terkuak, lihatlah kisah pekerja seks berusia 16 tahun, Reena (bukan nama sebenarnya). Ia beroperasi di Surabaya, daerah seks terbesar di Asia. Ia terinfeksi HIV positif dan ia tidak tahu. Ia pun tetap melayani tamunya sampai 12 orang tiap minggunya. Tak satupun para pelanggannya dan beberapa ‘pacarnya’ itu yang menggunakan kondom.

Orang-orang tersebut adalah di antara 2.000 lebih pelaut yang singgah setiap minggunya di Surabaya, ibu kota Jawa Timur yang juga pusat pengiriman barang antara Jawa, Sulawesi, dan kepulauan bagian timur Indonesia.

Orang dari seluruh penjuru Nusantara menjuluki Surabaya dengan istilah ‘tiga M’ dalam kaitannya dengan penularan HIV/AIDS, yaitu “Men (laki-laki), Money (uang ) dan Mobility (mobilitas)”.

Saat ini instansi-instansi makin menaruh perhatian terhadap cepatnya penularan HIV/AIDS terhadap generasi muda Indonesia yang menggunakan jarum suntik. Sebagian besar dari mereka berumur dua puluhan dan aktif secara seksual.

Di beberapa daerah di Jakarta, diperkirakan 90 persen pengguna terkena HIV positif. Beberapa tahun lalu, demografi para pengguna obat-obatan mulai meningkat karena jatuhnya harga heroin dan para ahli kimia Indonesia mulai membuat shabu-shabu dalam jumlah besar (bahkan cukup untuk menjadi eksporter obat bius).

Seperti halnya di Thailand, penggunaan obat-obatan menarik para orang miskin di kota di Indonesia. Merekalah kelompok yang sulit diberi pengertian mengenai jarum suntik pribadi dan bersih.

Untuk mendorong kaum muda untuk memanfaatkan layanan pengujian dan konseling, UNICEF memberi dukungan teknis dan finansial kepada beberapa lembaga swadaya masyarakat untuk membantu generasi muda putus sekolah yang rentan terhadap penyalahgunaan obat dan eksploitasi seks.

Tapi lembaga-lembaga ini tidak bisa berjuang sendirian. Untuk memberi pemahaman ke masyarakat yang lebih luas, mereka butuh dukungan dan sumber-sumber dari pemerintah pusat dan daerah. Sayangnya, instansi pemerintah enggan untuk memimpin gerakan ini karena penyakit itu dianggap sebagai akibat dari ‘tindakan amoral’.

Beberapa langkah baru telah diambil. Para gubernur dari daerah-daerah yang penularannya parah bersedia menandatangani perjanjian dan bersumpah untuk memusatkan segala sumber mereka untuk kemajuan penyuluhan mengenai penyakit itu. Tapi rupanya masih terlalu banyak hal yang harus dikerjakan.

“Tantangan terdekat yang saya lihat adalah menterjemahkan strategi HIV/AIDS menjadi rencana tindak yang operasional dan konkrit,” kata Odede.

Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini?

AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.

HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.


Gambar 1A Struktur Virus HIV


Gambar 1B Daur hidup HIV

Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.

Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.

Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.

Sabtu, 20 Desember 2008

Cara Pencegahan HIV / AIDS

Cara Pencegahan :

  • Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka
  • Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)
  • Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.

Ada tiga cara:

  • Abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks)
  • Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia kepada pasangannya
  • Untuk yang melakukan hubungan seksual yang mengandung risiko, dianjurkan melakukan seks aman termasuk menggunakan kondom

Ada dua hal yang perlu diperhatikan:

  • Semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan benar
  • Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain

Jumat, 19 Desember 2008

Penularan HIV / AIDS

Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari. Bagaimana itu?

Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.

Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.

HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :

  • Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
  • Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

Penularan

HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.

Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain.
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

  1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
  2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
  3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
  4. Bayi yang ibunya positif HIV

Gejala Virus HIV / AIDS (part 2)

Sebenarnya belum ada ditemukan gejala-gejala yang pasti untuk menentukan seseorang terkena HIV/AIDS kecuali harus melalui tes darah. Namun gejala-gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:
  • Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan;
  • Demam lebih dari 38oC, disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada malam hari;
  • Diare kronis lebih dari 1 bulan;
  • Rasa lelah berkepanjangan;
  • Pembesaran kelenjar getah bening yang menetap, biasanya di sekitar leher dan lipatan paha;
  • Gatal-gatal;
  • Herpes kulit; serta
  • Kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga mulut, alat kelamin dan lainnya.




Gejala Virus HIV / AIDS (part 1)


  • Penderita
  • Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

    Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :

    1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

    2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

    3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

    4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

    5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

    6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

    DarimaNa & SeBerapa BahayaKah…???


    Dari manakah AIDS berasal ?

    Jawabannya adalah tak seorangpun yang tahu pasti. Banyak orang percaya bahwa virus yang menyebabkan AIDS mungkin berasal dari Afrika Tengah lalu disebarkan ke Amerika dan negara-negara lain lewat Haiti. Alasannya bukan semata-mata bahwa virus ini tersebar luas di Uganda, Zaire, Ruanda, dan negara-negara Afrika Tengah lainnya. Penemuan yang lebih meyakinkan adalah bahwa suatu virus yang sangat mirip dengan virus yang menyebabkan AIDS ialah endemik pada kera hijau Afrika. Yang lebih menarik lagi, virus ini kelihatannya mempunyai beberapa efek penyakit pada kera hijau ini. Akan tetapi, pada spesies kera yang berbeda yaitu macaques, virus ini menimbulkan sindrom kekurangan kekebalan tubuh yang menyerupai AIDS pada manusia.

    Beberapa teori telah diahadirkan untuk diterapkan dan menjelaskan bagaimana virus AIDS pada kera ini dapat tertular pada manusia. Jawabannya adalah bahwa virus ini mungkin tertular karena kera hijau ini menggigit manusia dan oleh serangga yang membawa virus ini.

    Beberapa kritikus menuduh para peneliti dari Amerika dan Eropa karena bertindak rasis dalam usaha mereka untuk menunjukkan bahwa AIDS berasal dari Afrika. Warga negara Afrika yang peduli akan hal ini, yang juga menjadi kambing hitam internasional untuk epidemik AIDS ini menghubungkan masalah ini dengan komunitas gay. Dalam kasus selanjutnya ada ketakutan bahwa hubungan AIDS dengan orang-orang gay akan mengarah pada perasaan anti gay dan anti lesbian yang muncul kembali. Di Afrika masalahnya adalah bahwa “menyalahkan orang-orang kulit hitam sebagai pembawa AIDS” akan meningkatkan masalah rasisme di dalam maupun luar negeri.


    Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa asal AIDS ada hubungannya dengan Afrika. Yang membuat pemerintah Afrika sulit untuk mencegah anggapan itu adalah bahwa di masa lalu mereka juga menyangkal adanya penyakit epidemic AIDS di Afrika. Ada beberapa alasan yang dapat dimengerti mengapa penduduk Afrika bereaksi seperti itu. Negara-negara dnegan jumlah kasus AIDS tertinggi akan takut konsekuensi dalam bidang ekonomi yang harus ditanggung karena disebut-sebut sebagai pusat penularan AIDS, apalagi hal ini dapat mempengaruhi industri pariwisata. Kenya salah satu contohnya. Setelah ekspor kopi, pariwisata adalah industri yang paling penting bagi Kenya untuk menarik uang sebanyak mungkin.

    Seberapa berbahayakah AIDS?

    Segala penyakit yang selalu berakhir dengan kematian dan karena tidak adanya vaksin atau pengobatan yang tepat adalah penyakit yang benar-benar serius. Akan menjadi lebih parah lagi jika penyakit ini menyebar dengan cepat.

    Kasus pertama muncul di akhir 70-an. Sejak itu, penyakit ini terdapat di seluruh dunia dengan frekuensi yang terus meningkat. Sampai bulan Mei 1987 lebih dari 49.000 kasus tersebar di seluruh dunia, juga di negara-negara yang terpencil seperti Norwegia, New Zealand, dan Brazil. Di AS sendiri, tercatat hamper 36.000 kasus (termasuk bulan Mei 1987).

    Jumlah kasus AIDS yang bar uterus meningkat. Pada awal epidemik AIDS, jumlah kasus di AS telah berlipat ganda kira-kira setiap enam bulan. Saat ini, kasus AIDS berlipat ganda kira-kita setiap 14-16 bulan. Sulit memperkirakan apakah tingkat infeksi cepat ini akan terus berlanjut. Pada saat ini, diperkirakan bahwa sekitar 4 juta orang akan terinfeksi dan lebih dari 250.000 kasus AIDS didiagnosis di AS sampai tahun 1991. Di antara wanita, diperkirakan ada 27.000 kasus AIDS. Akankah hal ini terjadi atau tidak bergantung pada usaha yang dilakukan sekarang, oleh pemerintah maupun individu untuk mencegah penyebaran virus? Dua kota yang mempunyai jumlah kasus AIDS terbesar yaitu New York dan San Fransisco, kelihatannya tidak meningkat jumlah kasusnya di antara kaum gay. Akan tetapi, di kota-kota lain yang belum sadar benar akan bahaya AIDS masih terus mengalami kenaikkan tingkat kasus AIDS yang cepat.

    ApaKah anda Dapat TertulaR???...

    Siapakah yang dapat tertular AIDS?

    AIDS biasanya diderita oleh kaum gay atau biseksual di Eropa dan Amerika Utara. Hampir tiga per empat orang yang menderita AIDS di Amerika adalah kaum gay ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa AIDS adalah penyakit gay. Hal ini merupakan anggapan yang salah. Siapapun dapat tertular HIV/AIDS: janin, bayi, anak-anak, remaja, laki-laki, perempuan, orang tua, anak sekolah, sarjana, karyawan, tokoh agama, pejabat pemerintah, heteroseksual atau homoseksual. HIV/AIDS tidak mengenal suku, agama, ras, usia dan jenis kelamin.

    Kelompok terbesar yang lain adalah para pengguna obat bius yang memakai jarum suntik yang sama atau alat-alat lain untuk mencampur dan menyuntikkan obat bius ini. Ketika para pengguna obat bitus ini memakai jarum suntik yang sama, darah dari satu pemakai dapat masuk ke tubuh orang yang lain, jika orang yang pertama membawa virus ini maka virus ini dapat ditularkan pada yang kedua. “Mengatur aliran darah”-mengalirkan darah masuk dan keluar dari suatu alat yang mereka pakai agar obat bius tidak tertinggal-dapat mempertinggi risiko penularan.

    Kebanyakan pemakai obat bius HIV sudah tertular virus. Misalnya di kota New York diperkirakan bahwa lebih dari setengah pemakai obat bius ini tertular HIV. Walaupun kebanyakan kasus AIDS yang berhubungan dengan obat bius ini terdapat di New York dan New Jersey, penyakit ini menyebar sangat cepat diantara para pemakai obat bius IV di seluruh Amerika. Beberapa tahun kemudian kita dapat melihat banyak lagi kasus AIDS diantara para pemakai obat bius ini.

    Karena HIV dapat ditemukan dalam air mani, para perempuan yang menggunakan inseminasi buatan (A.I.D : Artificial Insemination By Donor) untuk dapat hamil juga berisiko tertular. Mereka dapat tertular HIV jika air mani dari pendonor yang terinfeksi itu digunakan. Hal ini juga akan membahayakan bayinya. Bayi dapoat tertular HIV ketika masih dalam kandungan, atau mungkin pada saat kelahiran jika ibunya telah terinfeksi.

    Perempuan yang mengambil sperma dari bank sperma juga mempunyai resiko untuk tertular. Sebagian besar bank sperma di Amerika secara rutin menguji pendonor dengan uji antibody terhadap HIV. Para perempuan yang mempunyai rencana untuk inseminasi diri beresiko tertular jika mereka tidak melakukan tes terhadap air mani donor sebelumnya.

    Sangat jarang sekali laki-laki dan perempuan yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok ini yang terinfeksi virus yang akan membuat mereka mengidap penyakit AIDS. Tetapi orang yang gaya hidupnya memungkinkan penularan HIV, akan beresiko tertular.

    aidslogo4.jpg

    Apa Itu HIV / AIDS

    Temen-temen ada yang tau gak..?
    apa sih yang namanya HIV/AIDS itu, koq kayaknya sering banget dibahas yah..

    yaudh, daripada pusing mikirin nya..
    mending kita bahas bareng ajah yuk..

    Virus HIV

    HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

    Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.


    Penyakit AIDS

    AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

    Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.



    Ini gambar virus HIV yang menyerang sel imun di dalam tubuh kita. (hii..serem yah )








    Rabu, 17 Desember 2008

    Sejarah 1998-2001

    Sejarah 1998

    Di Kanada ada perjangkitan infeksi HIV di antara pengguna narkoba suntikan di Vancouver.

    Di beberapa negara, orang HIV-positif mampu kembali bekerja sebagai hasil dari kesehatannya yang membaik akibat terapi kombinasi obat. Namun, beberapa orang mulai terpengaruh oleh efek samping yang agak parah dari obat tersebut. Salah satu di antaranya, disebut lipodistofi, mulai menimbulkan pertanyaan tentang keamanan terapi kombinasi ini jangka panjang.

    Perusahaan farmasi Glaxo Wellcome memotong harga AZT 75% setelah percobaan di Thailand menunjukkan kemanjurannya dalam mencegah penularan dari ibu-ke-bayi. Namun, bahkan dengan potongan harga ini, diperkirakan obat ini masih terlalu mahal untuk dipakai di banyak negara berkembang.

    Jonathan Mann, mantan direktur GPA WHO, meninggal dunia dalam kecelakaan penerbangan Swissair 111, bersama istrinya, peneliti AIDS Mary-Lou Clements-Mann. Mantan Perdana Menteri Perancis Laurent Fabius diadili tetapi dibebaskan pada Mei 1999, yang dituntut memperlambat skrining darah donor. Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, mengungkapkan bahwa status dirinya HIV-positif pada media massa.

    Pada Juni, perusahaan AIDSVax memulai percobaan pertama vaksin AIDS terhadap manusia, dengan melibatkan 5.000 relawan di seluruh AS.

    FDA menyetujui beberapa obat baru, termasuk efavirenz (Stocrin), satu obat lagi dari kelompok NNRTI. Di Afrika Selatan, Gugu Diamini, aktivis AIDS, dibunuh oleh tetangganya setelah dia mengungkapkan status HIV-positifnya pada televisi Zulu. Ini terjadi baru satu bulan setelah Wakil Presiden Thabo Mbeki meminta rakyat “membuka kebisingan tentang AIDS” agar mengalahkan epidemi.

    UNAIDS memperkirakan selama tahun ini 5,8 juta orang lagi terinfeksi HIV, separonya di bawah usia 25 tahun. Juga diperkirakan 70% infeksi baru dan 80% kematian terjadi di Afrika sub-Sahara.

    Sejarah 1999

    Di Inggris, jumlah narapidana yang HIV-positif menjadi rekor.

    Di AS, seorang dokter yang menyuntik mantan pacar dengan darah terinfeksi HIV dihukum 50 tahun penjara. Sekelompok peneliti di Universitas Alabama menyatakan bahwa mereka menemukan suatu jenis simpanse tertentu, dahulu umum di Afrika Tengah Barat, sebagai sumber HIV. Menurut Laporan tahunan Kesehatan Dunia, AIDS menjadi pembunuh terbesar keempat di seluruh dunia, hanya 20 tahun setelah epidemi mulai dikenal. Departemen Kesehatan Uganda memulai program skrining HIV sukarela dari rumah ke rumah dalam upaya menghadapi epidemi AIDS yang sudah menelan korban 700.000 warga negara tersebut. Sejak 1986, pemerintah Uganda melaksanakan sejumlah prakarsa yang berhasil, dan walaupun pada 1992 diperkirakan 30% orang di Kampala (ibu kota Uganda) HIV-positif, pada 1999, angka ini berkurang menjadi 12%.

    Di Inggris, seorang hakim memerintahkan seorang bayi perempuan berusia lima bulan dites HIV, melawan keinginan orang tuanya.

    Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, meninggal dunia karena AIDS pada 25 Agustus.

    Afrika Selatan menang ronde pertama dalam peperangan melawan AS dan perusahaan farmasi multinasional untuk memaksakan potongan harga obatnya. Penemuan awal dari penelitian bersama Uganda-AS mengenal sebuah regimen obat baru, dosis oral tunggal obat antiretroviral nevirapine, sebagai obat yang baik dan lebih terjangkau serta lebih manjur dalam mengurangi penularan HIV dari ibu-ke-bayi. Pengembangan vaksin menghadapi masalah dengan berita bahwa orang yang terinfeksi dengan bentuk HIV yang lemah lebih dari 17 tahun yang lalu sudah menunjukkan tanda AIDS. Pusat pencegahan AIDS resmi Rusia melaporkan bahwa kasus baru HIV meningkat 12 kali di Moskwa.

    Pada akhir 1999, UNAIDS memperkirakan bahwa 33 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS.

    Sejarah 2000

    5000 peneliti AIDS menanggapi keragu-raguan Presiden Afrika Selatan Mbeki bahwa HIV adalah penyebab AIDS.

    UNAIDS memperkirakan bahwa 36,1 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2000, 50% lebih tinggi dibanding ramalan yang dibuat pada 1991. Ada 5,3 juta infeksi baru pada 2000, dan 21,8 juta orang telah meninggal dunia karena AIDS.

    Penelitian di Afrika Selatan mengesankan bahwa menyusui mungkin cara terbaik ibu HIV-positif dapat melindungi bayinya dari infeksi itu.

    Sejarah 2001

    Perusahaan farmasi terbesar di dunia, GlaxoSmithKline, disasar oleh Oxfam dalam kampanye melawan harga tinggi yang diminta perusahaan farmasi Barat untuk obat-obatan di negera-negara termiskin di dunia.

    Perusahaan farmasi membanting harga obat AIDS sebagai tanggapan pada tekanan dari aktivis dan saingan dari produsen generik di India dan Brasil.

    Satu dari sembilan warga Afrika Selatan terinfeksi HIV. Perkara terhadap pemerintah Afrika Selatan oleh 39 perusahaan farmasi terbesar di dunia runtuh, memicu perayaan di seluruh dunia berkembang.

    FDA di AS mengeluarkan surat peringatan pada produsen obat AIDS, mewajibkannya mengurangi sifat optimis iklan obat antiretroviralnya.

    Sejarah 1993-1997

    Sejarah 1993

    Pada Januari, penari balet Rusia, Rudolf Nureyev, meninggal dunia karena AIDS. Pada Februari, petenis Arthur Ashe juga meninggal dunia, kurang dari setahun setelah pengumuman bahwa ia terinfeksi HIV. Sebuah penelitian yang dilakukan di Eropa yang disebut Concorde, menemukan bahwa AZT ternyata bukan terapi yang bermanfaat untuk Odha yang belum mengembangkan gejala.

    Sejarah 1994

    Derek Jarman, seorang sutradara film, meninggal dunia karena AIDS, dan aktor Tom Hanks memenangkan piala Oscar untuk perannya sebagai seorang pria gay dengan AIDS dalam film Philadelphia. Sebuah penelitian, ACTG 076, menunjukkan bahwa AZT mengurangi dua pertiga risiko penularan HIV dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya.

    AIDS menjadi penyebab utama kematian di antara orang Amerika yang berusia antara 25-44 tahun. 400.000 orang di AS mengembangkan AIDS sejak 1981, dan lebih dari 250.000 orang telah meninggal dunia.

    Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah dilaporkan 275 infeksi HIV, dengan 208 di antaranya AIDS. 100 di antaranya adalah WNA. 203 adalah laki-laki, 68 perempuan, 4 tidak diketahui. Jalur penularan: 69 homoseks, 160 heteroseks, 2 IDU, 2 transfusi darah, 2 hemofilia dan 40 tidak diketahui.

    Sejarah 1995

    95pil.gif

    Penelitian Delta merupakan penelitian klinis besar terhadap terapi kombinasi antiretroviral. Pada September 1995 hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perpaduan AZT dengan ddI dan ddC memberikan perbaikan besar dalam pengobatan dibandingkan dengan AZT sendiri. Keberhasilan dari pendekatan ini dinyatakan oleh penelitian lain dan pengobatan dengan terapi kombinasi rangkap menjadi pendekatan baku pada pengobatan.

    FDA menyetujui penggunaan saquinavir, obat pertama dari kelompok antiretroviral baru Protease Inhibitor. FDA juga menyetujui penggunaan 3TC dalam kombinasi dengan AZT, dan menjelang akhir tahun saquinavir telah disetujui untuk dipakai dalam kombinasi dengan kelompok antiretroviral analog nukleosida.

    Hingga Mei, 49 orang tercatat meninggal karena AIDS di Indonesia.

    Selama beberapa tahun WHO telah memimpin program internasional terhadap AIDS. Namun, WHO semakin dikecam karena terlalu sedikit perlakuan pada tingkat akar rumput dan terlalu nyaris membidik pada masalah medis dan vaksin. Oleh karena itu, program AIDS sedunia WHO ditutup pada akhir 1995, dan diganti pada tingkat internasional oleh UNAIDS.

    Sejarah 1996

    unaids_96.gif

    Joint United Nations Programme on AIDS (UNAIDS) mulai beroperasi pada Januari 1996. UNAIDS dirancang untuk memadukan dan mengganti usaha AIDS yang sebelumnya dikelola oleh WHO GPA, UNICEF, UNFPA, UNESCO, UNDP dan Bank Dunia.

    Magic Johnson kembali aktif menjadi pemain profesional bola basket. Hanya satu bulan kemudian petinju kelas berat, Tommy Morrison, diungkapkan HIV-positif setelah dites sebelum bertarung, dan sebagai akibatnya ia dilarang untuk bertarung di seluruh dunia.

    Selama 1996, semakin banyak obat disetujui FDA di AS, baik untuk digunakan sendiri, dan/atau dalam kombinasi dengan obat lain. Pengembangan pengobatan lain adalah tes viral load yang memberikan informasi tentang risiko laju penyakit.

    International AIDS Candlelight Memorial diselenggarakan di 31 kota di Indonesia sebagai Malam Renungan AIDS Nusantara.

    Waktu konferensi AIDS internasional di Vancouver, Kanada, dilaksanakan, mulai diketahui bahwa terapi kombinasi tiga obat, yaitu tiga obat yang dipakai bersama, kemungkinan lebih efektif daripada terapi dua obat. Tiga obat lebih mungkin menekan virus, untuk mencegah virus menggandakan dirinya sehingga mencegah pengembangan resistansi terhadap obat. Ini adalah masa rasa optimisme besar berkenaan dengan pengobatan terhadap infeksi HIV dan AIDS, tetapi masih ada sejumlah faktor dan kesulitan yang tidak diketahui. Hal ini mencakup pertanyaan berapa lama efek obat tersebut akan bertahan, efek samping obat, dan jika beberapa obat dipakai bersama, regimen rumit yang harus diikuti.

    Pada akhir tahun UNAIDS melaporkan jumlah infeksi HIV baru menurun di banyak negara, sebagai akibat dari perilaku seks yang lebih aman, walaupun laju infeksi di seluruh dunia terus melonjak. Negara yang melaporkan berhasil memperlambat epidemi HIV termasuk AS, Australia, Selandia Baru, negara-negara Eropa utara dan bagian Afrika sub-Sahara.

    Hospice AIDS pertama yang didirikan di San Francisco, AS, ditutup karena jumlah orang yang meninggal dunia karena AIDS menurun di AS sebagai akibat dari pengobatan baru.

    Sejarah 1997

    FDA menyetujui delavirdine, obat pertama dalam kelompok obat terbaru, non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor.

    Juga selama tahun ini menjadi jelas bahwa jumlah orang yang dipengaruhi efek samping obat protease inhibitor lebih besar dibanding yang dikira sebelumnya. Ini juga menjadi jelas bahwa beberapa efek samping dapat berakibat parah seiring dengan pernyataan khusus yang dikeluarkan FDA mengenai diabetes dan hyperglycemia pada pasien yang menerima protease inhibitor. Pengembangan resistansi obat juga berlanjut menjadi kekhawatiran, dengan banyak kombinasi obat baru yang benar-benar rumit dan sangat sulit untuk dipakai secara terus-menerus.

    Namun, bagi banyak orang dengan HIV yang memperoleh kombinasi obat baru, dan yang dapat memakainya tanpa efek samping parah, obat baru terus membawa perpanjangan hidup serta harapan baru. Meskipun begitu, di seluruh dunia sebagian besar orang sama sekali tidak terjangkau obat antiretroviral pada 1997.

    Pada akhir tahun, UNAIDS melaporkan bahwa epidemi HIV di seluruh dunia jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya. Teknik surveilans yang diperbaharui mengesankan bahwa 30 juta orang hidup dengan HIV/AIDS dan 16.000 infeksi baru terjadi setiap hari.

    Di seluruh dunia, satu dari 100 orang dewasa pada kelompok usia 15-49 tahun diperkirakan terinfeksi HIV; dan hanya satu dari sepuluh orang terinfeksi HIV yang mengetahui bahwa dia terinfeksi. Diperkirakan menjelang 2000, jumlah Odha akan meningkat menjadi 40 juta.

    Juga diperkirakan bahwa 2,3 juta orang meninggal dunia karena AIDS pada 1997–meningkat 50% dibanding 1996. Hampir separo dari mereka yang meninggal dunia adalah wanita, dan 460.000 di antaranya anak-anak di bawah usia 15 tahun. UNAIDS melaporkan bahwa dampak penuh kematian karena AIDS dianggap baru mulai dirasakan.

    Sejarah 1987-1992

    Sejarah 1987

    Seorang wisatawan asal Belanda meninggal di RS Sanglah, Bali. Kematian pria berusia 44 tahun itu diakui Depkes disebabkan AIDS. Indonesia masuk dalam daftar WHO sebagai negara ke-13 di Asia yang melaporkan kasus AIDS. Hingga akhir tahun, enam orang didiagnosis HIV-positif di Indonesia, dua di antaranya AIDS.

    Di AS, perundang-undangan disahkan yang melarang masuk ke AS para pendatang, orang asing dan pengunjung jangka pendek yang terinfeksi HIV.

    Juga di AS, rumah suatu keluarga terbakar habis oleh pembakar rumah (penunu) yang ingin agar anaknya dengan AIDS dikeluarkan dari sistem sekolah setempat. Presiden Ronald Reagan mengkajikan sambutan pertamanya tentang AIDS, ketika 36.000 orang AS yang didiagnosis AIDS, dan 20.000 di antaranya telah meninggal.

    Di seluruh penjuru dunia, menjelang November 1987, 62.811 kasus AIDS dilaporkan secara resmi kepada WHO dari 127 negara.

    Ini hanyalah kasus yang telah dilaporkan, dan jumlah kasus yang telah dilaporkan meremehkan kejadian AIDS yang sebenarnya. WHO memperkirakan bahwa menjelang akhir 1987 antara 100.000 dan 150.000 kasus AIDS sebenarnya telah terjadi di seluruh dunia.

    Masih ada sedikit informasi tentang jumlah anak yang terinfeksi HIV. Ketika tes antibodi pertama disediakan secara komersial pada 1985, diperkirakan bahwa bila hasilnya positif ini menunjukkan infeksi HIV, bahkan pada saat anak lahir. Ini mengarah kepada perkiraan yang sangat keliru tentang jumlah anak yang terinfeksi HIV.

    Namun, pada 1987 menjadi jelas bahwa tes sebenarnya menunjukkan antibodi yang diserahkan dari si ibu, bukan antibodi si anak sendiri. Banyak anak menjadi bebas antibodi ibunya ketika mereka berusia 18 bulan, dan menjadi jelas bahwa anak-anak yang sebelumnya dikira terinfeksi HIV, sebenarnya tidak terinfeksi virus itu.

    Di San Francisco, aktivis hak-hak gay Cleve Jones membuat panel pertama untuk AIDS Memorial Quilt untuk mengenang temannya Marvin Feldman.

    Sejarah 1988

    FDA melaksanakan peraturan baru yang memperpendek waktu pengembangan obat AIDS baru.

    Di Inggris, dana diberikan untuk memperluas rencana pertukaran jarum suntik untuk mencegah infeksi HIV pada lebih banyak pengguna narkoba. Kota New York di AS memulai program pertukaran jarum suntik.

    wordids.gifPertemuan tingkat tinggi dunia para menteri kesehatan dilakukan di London, Inggris, untuk membahas strategi umum AIDS. Pertemuan ini membidik pada program pencegahan AIDS, dan dihadiri oleh para utusan dari 148 negara. Satu hasil dari konferensi tersebut adalah Deklarasi London tentang Pencegahan AIDS, yang menekankan pendidikan, pertukaran informasi dan pengalaman secara bebas, dan perlunya melindungi hak asasi dan martabat manusia.

    Hasil lainnya adalah Global Programme on AIDS (GPA) WHO meluncurkan Hari AIDS Sedunia, sebagai peristiwa pada 1 Desember setiap tahun.

    Sejarah 1989

    Sejumlah obat baru tersedia untuk mengobati infeksi oportunistik. Burroughs Wellcome menurunkan harga AZT 20%. Obat antiretroviral baru, dideoxyinosin (ddI) disetujui oleh FDA untuk dipakai oleh para pasien yang tidak tahan terhadap AZT.



    Percobaan di AS mengenai AZT pada pengobatan dini dihentikan, karena dipertimbangkan jika obat itu dipakai secara dini ditunjukkan melambatkan laju penyakit secara berarti.Di Inggris, Panitia Kabinet tentang AIDS dibubarkan.

    Sejarah 1990

    Ryan White meninggal dunia pada April dalam usia 19 tahun. Ia merupakan seorang hemofiliak yang terinfeksi HIV melalui pemakaian produk darah yang terinfeksi. Ia menjadi terkenal beberapa tahun sebelumnya sebagai hasil dari perjuangannnya agar diperbolehkan menghadiri sekolah umum.

    Hanya beberapa bulan setelah kematian Ryan White, Ryan White CARE Act disahkan oleh Konggres. Tujuan khusus dari undang-undang ini adalah menyediakan sistem perawatan untuk Odha yang tidak mempunyai asuransi kesehatan atau sumber lain yang cukup.

    Program pertukaran jarum suntik di kota New York ditutup karena alasan politik.

    Konferensi AIDS internasional keenam diadakan di San Francisco, AS, di tengah-tengah protes dunia tentang kebijakan imigrasi AS terhadap Odha.

    Dilaporkan sejumlah besar anak di panti asuhan di Rumania terinfeksi HIV, sebagian besar sebagai akibat transfusi darah.

    Menjelang 1990, lebih dari 307.000 kasus AIDS dilaporkan secara resmi kepada WHO, tetapi jumlah sebenarnya diperkirakan lebih mendekati satu juta.

    Perkiraan jumlah orang dengan HIV di seluruh dunia adalah delapan sampai sepuluh juta. Dari delapan juta diperkirakan kira-kira lima juta adalah pria, dan tiga juta adalah wanita.

    Sejarah 1991

    Masyarakat sangat khawatir mengenai hubungan antara profesi kedokteran gigi dan infeksi HIV, sebagaimana Kimberly Bergalis mendekati kematian, tampaknya akibat terinfeksi HIV dari dokter giginya, David Acer. Ia bersaksi sebelum Kongres dan juga menyurati American Medical Association untuk meminta tes wajib untuk petugas perawatan kesehatan.

    International AIDS Candlelight Memorial pertama diselenggarakan di Indonesia. Peristiwa ini, dikenal sebagai Malam Tirakatan Mengenang Korban-Korban AIDS, diselenggarakan di Surabaya oleh Kelompok Kerja Lesbian & Gay Nusantara (sekarang Gaya Nusantara), dengan bantuan dari Persatuan Waria Kotamadya Surabaya (Perwakos).

    Earvin (Magic) Johnson mengumumkan bahwa ia HIV-positif dan sebagai akibatnya ia mengundurkan diri sebagai pemain bola basket profesional, atas saran dari dokternya. Ia memutuskan menjadi juru bicara untuk kepedulian AIDS dan sanggama yang aman. Dua minggu kemudian, Freddy Mercury, penyanyi utama kelompok musik rock Queen menyatakan bahwa dia AIDS, dan beberapa jam kemudian diumumkan ia meninggal dunia.
    Pita merah diluncurkan sebagai simbol internasional kepedulian AIDS, dan pertama kali ditunjukkan di televisi di penghargaan teater New York Tony.Keputusan diambil untuk melaksanakan konferensi AIDS internasional 1992 di Amsterdam, Belanda, daripada di Boston, AS, karena kebijakan AS mewajibkan pengunjung jangka pendek untuk mengumumkan status infeksi HIVnya.

    Obat antiretroviral ketiga, dideoxycytidine (ddC) disetujui FDA untuk dipakai oleh pasien yang tidak tahan terhadap AZT. Ketiga obat (AZT, ddI dan ddC) termasuk dalam satu kelompok yang disebut analog nukleosida.

    Namun, menjelang saat ini menjadi jelas AZT dan obat lain ini terbatas dalam pengobatan AIDS, karena HIV mengembangkan resistansi terhadap obat ini, sehingga kemanjuran obat terhenti, rata-rata setelah satu tahun penggunaan.

    Menjelang akhir 1991, 200.000 kasus AIDS dilaporkan di AS dan 133.000 orang telah meninggal dunia.

    Sejarah 1992

    Bintang tenis, Arthur Ashe, mengumumkan bahwa ia terinfeksi HIV sebagai akibat dari transfusi darah pada 1983.

    FDA menyetujui penggunaan ddC dalam kombinasi dengan AZT untuk pasien dewasa dengan infeksi HIV lanjut yang terus menunjukkan tanda kemerosotan klinis atau kekebalan. Ini merupakan dari penggunaan terapi obat kombinasi pertama yang berhasil dalam pengobatan AIDS.

    Selasa, 16 Desember 2008

    Sejarah HIV / AIDS

    Asal mulanya, tidak jelas darimana berasal dan kapan munculnya. Pada tahun 1969 dilaporkan bahwa di Sub Sahara Afrika ditemukan darah tahun 1950 yang ternyata positif HIV. Selain itu juga pada tahun 1980 dilaporkan pula di USA, bahwa darah tahun 1969 Positif.
    Akhirnya disepakati tanggal 5 Juni 1969, sebagai awal mula kasus HIV/AIDS muncul. Hal ini sesuai laporan kasus HIV/AIDS di USA Los Angeles CDC yang mengadakan peneliti pada pria homoseksual. Dan kini, kasus HIV/AIDS ini kini semakin meluas dan menyerang berbagai lapisan dan strata sosial.